Pada Juni 1997, Indonesia terlihat jauh dari krisis. Tidak seperti Thailand, Indonesia memiliki inflasi yang rendah, perdagangan surplus lebih dari 900 juta dolar, persediaan mata uang luar yang besar, lebih dari 20 miliar dolar, dan sektor bank yang baik.
Tapi kenyataannya tidak demikian. Tahun 1998 krisis pun dimulai. Hingga menyebabkan kerusuhan dan penjarahan dimana-mana. Saya masih ingat, orang tua saya bersusah payah mencari susu untuk saya (waktu itu masih TK). Pada saat itu jarang sekali ada toko yang buka, karena mereka takut tokoya akan dijarah. Pada akibatnya presiden saat itu Soeharto digulingkan. Yang menjadi motornya adalah mahasiswa mahasiswa. Mereka mengeluarkan sebuah seruan yang disebut Tiga Tuntutan Rakyat (TRITURA).
Isi Tritura adalah:
1. Bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya
2. Perombakan kabinet DWIKORA
3. Turunkan harga dan perbaiki sandang-pangan.
Isi Tritura adalah:
1. Bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya
2. Perombakan kabinet DWIKORA
3. Turunkan harga dan perbaiki sandang-pangan.
Memang krisis ini tidak seluruhnya disebabkan karena terjadinya krisis moneter saja, karena sebagian diperberat oleh berbagai musibah nasional yang datang secara bertubi-tubi di tengah kesulitan ekonomi seperti
kegagalan panen padi di banyak tempat karena musim kering yang panjang dan terparah
selama 50 tahun terakhir, hama, dll.
kegagalan panen padi di banyak tempat karena musim kering yang panjang dan terparah
selama 50 tahun terakhir, hama, dll.
2010 menjadi tahun yang sangat penting bagi Indonesia.
Terpilihnya presiden baru, menandakan era baru dalam pemerintahan Indonesia. Keberhasilan Indonesia lepas dari jeratan krisis financial global hingga mampu menjadi satu dari dua negara Asia yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif di tahun 2009. Tapi kok kenapa ya? sekarang pemerintahan SBY sudah agak agak gimana gitu? lol. Nyatanya kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih rendah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia memang cukup tinggi, akan tetapi efek masyarakatnya terlalu rendah. Setap satu persen pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya menyerap 250 ribu tenaga kerja baru. Hal ini yang menyebabkan masih tingginya tingkat pengangguran. Jika melihat data-data tersebut, wajar apabila tingkat pengangguran dan kemiskinan Indonesia masih sangatlah tinggi. Sektor perekonomian Indonesia yang tumbuh hanyalah sektor yang cenderung padat modal bukan padat karya.
Bayangkan saja DPR enak-enakan berfoya foya, sementara orang orang miskin di luar gedung mereka berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal seperti ini menimbulkan kesenjangan sosial yang luar biasa.
Bayangkan saja DPR enak-enakan berfoya foya, sementara orang orang miskin di luar gedung mereka berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal seperti ini menimbulkan kesenjangan sosial yang luar biasa.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar